KEJADIAN 8:1-22
PEMBAGIAN PARAGRAF DARI
TERJEMAHAN-TERJEMAHAN MODERN

NASB

NKJV

NRSV

TEV

NJB

Air Bah Surut

Pembebasan Nuh

Air Bah Besar

Akhir dari Air Bah

Air Bah Surut

(6:5-8:22)

8:1-5

8:1-5

8:1-5

8:1-5

8:1-5

8:6-12

8:6-12

8:6-12

8:6-12

8:6-12

8:13-19

8:13-14

8:13-19

8:13-14

8:13

8:14

Mereka Mendarat

8:15-19

8:15-19

8:15-19

Perjanjian Allah dengan Makhluk Ciptaan

Nuh Mempersembahkan Korban

(8:20-9:17)

8:20-22

(22)

8:20-22

(22)

8:20-22

(22)

8:20-22

(22)

8:20-22

(22)

SIKLUS PEMBACAAN KETIGA (lihat hal. xv)

MENGIKUTI MAKSUD SI PENULIS ASLI PADA TINGKAT PARAGRAF

      Buku ini adalah komentari panduan belajar, yang artinya andalah yang bertanggung jawab untuk penafsiran anda akan Alkitab. Setiap kita harus berjalan dalam terang yang kita miliki. Anda, Alkitab, dan Roh Kudus adalah prioritas dalam penafsiran. Janganlah menyerahkan hal ini pada seorang komentator.

      Baca pasal ini satu kali sekaligus. Identifikasikan pokok-pokoknya. Bandingkan pembagian-pembagian pokok dengan lima terjemahan moderen. Walau pemisahan paragraf bukan diilhami Allah, namun adalah merupakan kunci untuk bisa mengikuti maksud si penulis asli, yang adalah inti dari penterjemahan. Setiap paragraf hanya memiliki satu dan satu pokok saja.

    1. Paragraf pertama

    2. Paragraf kedua

    3. Paragraf ketiga

    4. Dst.

WAWASAN KONTEKSTUAL

  1. Ada suatu paralel yang nyata antara Kej 1 dan Kej 7 dalam kembalinya kekacauan akibat air.

  2. Ada suatu paralel yang nyata antara Kej 1 dan Kej 8 dalam Allah memulihkan suatu tanah penghidupan

    1. bandingkan 1:2 dengan 8:1

    2. bandingkan 1:6-7 dengan 8:2

    3. bandingkan 1:22,24 dengan 8:17

    4. bandingkan 1:28 dengan 9:1-2

  3. Kejadian 8:1-19 adalah suatu kebalikan dari 7:11-24. Ini sungguh merupakan penstrukturan sastra.

KAJIAN KATA DAN FRASA

NASKAH NASB (UPDATED): 8:1-5
1 Maka Allah mengingat Nuh dan segala binatang liar dan segala ternak, yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu, dan Allah membuat angin menghembus melalui bumi, sehingga air itu turun. 2Ditutuplah mata-mata air samudera raya serta tingkap-tingkap di langit dan berhentilah hujan lebat dari langit, 3dan makin surutlah air itu dari muka bumi. Demikianlah berkurang air itu sesudah seratus lima puluh hari. 4Dalam bulan yang ketujuh, pada hari yang ketujuh belas bulan itu, terkandaslah bahtera itu pada pegunungan Ararat. 5Sampai bulan yang kesepuluh makin berkuranglah air itu; dalam bulan yang kesepuluh, pada tanggal satu bulan itu, tampaklah puncak-puncak gunung.

8:1 “Allah” Ini adalah kata Elohim. Lihat catatan pada Kej 1:1 atau Topik Khusus pada 2:4.

  • “mengingat” Kata ini (BDB 269, KB 269, Qal IMPERFECT) digunakan dalam pengertian Allah mengambil tindakan pribadi yang tepat terhadap seseorang (lih. 8:1; 9:15; 16; 19:29; 30:22). Allah Perjanjian hampir bertindak lagi karena siapa Dia. Nuh akan menjadi sumber dari suatu kemanusiaan yang baru.

  • “Nuh” Nama ini (BDB 629) bisa berarti “beristirahat,” suatu etimologi populer berdasarkan bunyi, bukan filologi.

  • “Allah membuat angin menghembus” KATA KERJA nya (BDB 716, KB 778) adalah sebuah Hiphal IMPERFECT. Allah menggunakan suatu cara alami dalam cara mempercepat pengeringan air sisa banjir tersebut, ay 2, sebagaimana Ia lakukan dalam Keluaran (lih. Kel 14:21).

          Ada kemungkinan juga untuk bisa melihat tindakan Allah dalam pasal 8-9 sebagai berparalel dengan tindakan Allah di pasal 1. Ini adalah permulaan yang baru bagi manusia. Jika demikian, angin di sini berparalel dengan “Roh Allah yang melayang-layang” dari 1:2.

  • “turun” Istilah yang sama (BDB 1013, KB 1491, Qal IMPERFECT) digunakan untuk kemarahan Raja dalam Ester 2:1.

    8:4 “pegunungan Ararat” Ini telah diterangkan dalam tiga cara: (1) sebuah pegunungan di perbatasan Turki dan Rusia; (2) sebuah pegunungan di sebelah utara dekat Danau Van; dan (3) istilah itu sendiri menunjuk pada suatu keseluruhan bentangan pegunungan (Asyur urartu, BDB 76), tidak suatu puncak tertentu (perhatikan kejamakan kata “pegunungan”).

    NASKAH NASB (UPDATED): 8:6-12
    6 Sesudah lewat empat puluh hari, maka Nuh membuka tingkap yang dibuatnya pada bahtera itu. 7Lalu ia melepaskan seekor burung gagak; dan burung itu terbang pulang pergi, sampai air itu menjadi kering dari atas bumi. 8Kemudian dilepaskannya seekor burung merpati untuk melihat, apakah air itu telah berkurang dari muka bumi. 9Tetapi burung merpati itu tidak mendapat tempat tumpuan kakinya dan pulanglah ia kembali mendapatkan Nuh ke dalam bahtera itu, karena di seluruh bumi masih ada air; lalu Nuh mengulurkan tangannya, ditangkapnya burung itu dan dibawanya masuk ke dalam bahtera. 10Ia menunggu tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya pula burung merpati itu dari bahtera; 11menjelang waktu senja pulanglah burung merpati itu mendapatkan Nuh, dan pada paruhnya dibawanya sehelai daun zaitun yang segar. Dari situlah diketahui Nuh, bahwa air itu telah berkurang dari atas bumi. 12Selanjutnya ditunggunya pula tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya burung merpati itu, tetapi burung itu tidak kembali lagi kepadanya.

    8:6 “empat puluh hari” Frasa ini biasanya berarti “suatu kurun waktu yang lama dan tak terbatas.” Dalam konteks ini, tanggalnya sedemikian spesifik hingga ini mungkin berarti tepat empat puluh hari.

  • “tingkap” Ini adalah istilah yang berbeda (BDB 319) dari istilah yang tidak jelas dari 6:16 (secara hurufian adalah “atap,” BDB 844I). Ukuran dan lokasinya tidak pasti namun kemungkinan adalah ada di atap itu sendiri.

    8:6-12 Berhati-hatilah untuk tidak mengalegorisasikan burung-burung ini! Ada suatu paralel ayng tepat sama dalam sastra Mesopotamia (yaitu Epos Gilgamesh 11:145-55), yang sepertinya juga terlalu spesifik untuk suatu kebetulan. Ada suatu hubungan kesastraan antara Alkitab (yaitu Kej 1-11) dan sastra Mesopotamia.

    NASKAH NASB (UPDATED): 8:13-19
    13 Dalam tahun keenam ratus satu, dalam bulan pertama, pada tanggal satu bulan itu, sudahlah kering air itu dari atas bumi; kemudian Nuh membuka tutup bahtera itu dan melihat-lihat; ternyatalah muka bumi sudah mulai kering. 14Dalam bulan kedua, pada hari yang kedua puluh tujuh bulan itu, bumi telah kering. 15Lalu berfirmanlah Allah kepada Nuh: 16"Keluarlah dari bahtera itu, engkau bersama-sama dengan isterimu serta anak-anakmu dan isteri anak-anakmu; 17segala binatang yang bersama-sama dengan engkau, segala yang hidup: burung-burung, hewan dan segala binatang melata yang merayap di bumi, suruhlah keluar bersama-sama dengan engkau, supaya semuanya itu berkeriapan di bumi serta berkembang biak dan bertambah banyak di bumi." 18Lalu keluarlah Nuh bersama-sama dengan anak-anaknya dan isterinya dan isteri anak-anaknya. 19Segala binatang liar, segala binatang melata dan segala burung, semuanya yang bergerak di bumi, masing-masing menurut jenisnya, keluarlah juga dari bahtera itu.

    8: 13 “Nuh membuka tutup” Ini sepertinya mengisyaratkan ia membuka bagian dari atapnya (BDB 492). Walaupun nantinya istilah yang sama ini akan menunjuk pada kulit binatang yang menutupi tabernakel, sukarlah untuk mendukung arti tersebut di sini.

    8:15 “berfirmanlah Allah kepada Nuh” keseluruhan konteks ini mengungkapkan kesabaran dan ketaatan Nuh. Perintah-perintah Allah (yaitu 8:15-19) berparalel dengan 7:1-5.

    8:16 “Keluarlah” Ini adalah yang pertama dari beberapa perintah dalam ay 16-17.

      1. “keluarlah,” Qal IMPERATIVE (BDB 422, KB 425), ay 16

      2. “bawalah keluar,” Hiphil IMPERATIVE (BDB 422, KB 425), ay 17

      3. “berkeriapan,” Qal PERFECT yang digunakan dalam suatu pengertian IMPERATIVE (BDB 1056, KB 1655), ay 17

      4. “berkembang biak,” Qal PERFECT yang digunakan dalam suatu pengertian IMPERATIVE (lih. 9:1,7 BDB 826, KB 953), ay 17

      5. “bertambah banyak,” Qal PERFECT yang digunakan dalam suatu pengertian IMPERATIVE (lih. 9:1,7 BDB 915, KB 1176), ay 17

    Perintah-perintah ini berparalel dengan Kej 1:22,24. Dalam pengertian Allah mulai dari awal lagi. Air kekacauan menghancurkan semua kehidupan darat kecuali yang ada di bahtera. Maksud asli Allah berlanjut (lih. 6:18)

    8:17 Perintah Allah (juga 9:1) ini berparalel dengan Kej 1:22,24. Lihat Wawasan Kontekstual di awal pasal ini.

    NASKAH NASB (UPDATED): 8:20-22
    20 Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu. 21Ketika TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya: "Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan. 22 Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam.

    8:20 “lalu Nuh mendirikan mezbah” Tindakan pertamanya adalah penyembahan dan ucapan syukur. Korban adalah suatu lembaga kuno (lih. 4:3; 12:7,8; 13:18; 22:19). Ini juga tindakan pertama dari Gilgamesh dalam Epos Gilgamesh setelah banjir (lih. 11:156-158).

  • “segala binatang yang tidak haram” Kriteria yang menentukan haram atau tidak haram tidak jelas (lih. 7:2), namun nampaknya berhubungan dengan korban, bukan pedoman diet (lih. Im 11; Ul 14).

    8:21 “TUHAN mencium persembahan yang harum itu” Frasa ini digunakan dalam Alkitab dalam pengertian Allah menerima suatu persembahan (khususnya Im dan Bil). Ini tidak mengisyaratkan bahwa daging adalah makanan bagi Allah sebagaimana dalam Epos Gilgamesh (lih. 11:159-161). Alkitab tak pernah melihat sistem pengorbanan sebagai makanan bagi makhluk Illahi sebagaimana dilakukan bangsa-bangsa di sekitarnya.

  • “Aku takkan mengutuk bumi ini lagi… Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup” Pernyataan-pernyataan paralel ini menunjukkan ketegangan dalam hati Allah antara kasihNya (lih. Yes 54:9) akan ciptaanNya dan keadilanNya. Manusia jahat dan curang namun Allah telah memilih untuk bekerja sama dengan kita pada saatnya dan meluruskannya dalam eskhaton (yaitu hari-hari terakhir). Dalam penghakiman ini sikap Allah terhadap manusia berdosa berubah. Manusia masih jahat. Sikap Allah akan berubah lagi ketika umatNya tidak mampu melaksanakan perjanjian Musa. Allah akan membentuk suatu perjanjian yang baru (lih. Yer 31:31-34 dan Yeh 36:27-38). Manusia akan dibenarkan dengan Allah melalui hasil karya dan kematian pengorbanan Mesias.

          Meskipun sungguh benar bahwa Allah menjanjikan untuk tidak mengirimkan air bah lagi, II Pet. 3:10 menegaskan bahwa Ia akan memurnikan bumi dengan api. Allah akan bekerja sama dengan manusia berdosa namun sasarannya adalah kebenaran (lih. Im 19:2; Mat 5:48).

  • “yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya” Kejahatan yang begitu nyata sebelum air bah (lih. 6:5,11,12,13) akan masih ada di dalam manusia yang jatuh, sebagaimana akan ditunjukkan dengan jelas oleh Nuh dan keluarganya!

    8:22 Ketetapan dalam alam inilah yang membangkitkan ilmu pengetahuan barat moderen. Allah menetapkan uniformitarianisme (yaitu aktifitas alam yang teratur dan seragam). Namun demikian, perhatikan frasa awalnya “selama bumi masih ada.” Ayat 22 dicetak dalam terjemahan Bahasa Inggris dalam suatu perikop puitis.